Published on February 18, 2025 by Bilson Simamora | Last Updated on February 18, 2025 by Bilson Simamora
1. Berpatokan secara kaku pada Pedoman Penulisan Skripsi
Pedoman skripsi memang diperlukan sebagai petunjuk (guidance) penulisan skripsi. Tetapi, berpatokan secara kaku pada Pedoman juga bisa salah karena banyak bagian dalam Pedoman yang salah, contohnya:
- Penjelasan tentang Latar Belakang Masalah.
Tertulis:
“Latar belakang masalah merupakan penjabaran mengenai lingkungan ekonomi (makro) dan industri (mikro) dari obyek yang diteliti. Jika diperlukan, dapat dilanjutkan dengan penjabaran mengenai kiprah obyek yang diteliti dalam lingkungan usahanya. Latar belakang masalah berisi: situasi/kondisi disekitar topik penelitian yang menimbulkan adanya pertanyaan penelitian, teori/konsep utama yang mendukung penelitian, dan fenomena-fenomena disekitar penelitian dan hubungannya dengan teori, yang didukung data yang terkait yang kesemuanya bermuara pada betapa pentingnya penelitian dilakukan, kriteria/tolok ukur yang akan digunakan, studi pendahuluan dan asumsi jika ada. Latar belakang masalah dapat berisi adanya kesenjangan (gap) riset dan fenomena-fenomena ekonomi/manajeman/dan lain-lain, yang relevan dengan gap riset tersebut. Fenomena tersebut dapat disampaikan secara tidak langsung melalui temuan fenomena peneliti lain atau disampaikan secara langsung melalui penyajian data yang terkait dengan topik penelitian” (Program Studi Manajemen, 2023: 11).
Uraian ini berbeda dari uraian di halaman 9 tentang Latar Belakang:
Pada latar belakang masalah ini berisi tentang pemikiran atau obsesi yang menjadi pijakan dari keprihatinan mahasiswa calon sarjana untuk mengungkapkan suatu gejala, konsep, dugaan tertentu yang mendorong untuk dilakukannya penelitian serta proses pencarian dan identifikasi permasalahan yang terkait dengan obsesi tersebut di atas.
Tidak jelas maksud pernyataan “..obsesi yang menjadi pijakan dari keprihatinan. Sebuah penelitian akademik tidak bisa didasarkan pada perasaan prihatin.
Komentar:
- Dua penjelasan tentang latar belakang masalah pada sebuah Pedoman berbeda.
- Penjelasan pada halaman 11 membingungkan. Tidak ada kesinambungan antar kalimat.
- Pada penjelasan di halaman 9, tidak jelas maksud pernyataan “..obsesi yang menjadi pijakan dari keprihatinan”. Sebuah penelitian akademik tidak bisa didasarkan pada perasaan prihatin.
Seharusnya:
- Penulisan latar belakang masalah harus didasarkan pada referensi yang jelas untuk menghindari kesalahan yang berasal dari tradisi atau pendapat subjektif seseorang.
Contoh penulisan penjelasan tentang latar belakang masalah yang tepat di Pedoman:
Latar belakang masalah adalah penyusunan argumen (alasan) untuk menunjukkan adanya pertanyaan penting yang memerlukan penjelasan (Elsevier, n.d.). Latar belakang penelitian akademik berisikan “sesuatu” yang menimbulkan keingintahuan (curiosity) atau membutuhkan penjelasan dan perlu penelitian untuk menjelaskannya (Cooper & Schindler, 2014; Malhotra, 2021). Sesuatu dimaksud bisa berupa fenomena yang belum dijelaskan sepenuhnya, kontradiksi, keunikan konteks penelitian tertentu, keraguan atas hasil penelitian sebelumnya, perbedaan antara fenomena yang diharapkan dan kenyataan, serta kesenjangan teori dan metodologi saat ini. Latar belakang dimaksud memungkinkan peneliti menjelaskan kenapa penelitian penting dilakukan dan apa kontribusi ilmiah maupun praktis penelitian. Lanjutannya ada di sini.
- Diberi contoh latar belakang masalah di Pedoman sebagai rujukan bagi mahasiswa.
- Disediakan sub-domain khusus (bukan PDF), yang dapat diakses bagian per bagian manakala mahasiswa ingin mengetahui bagian tertentu.
2. Masalah Penelitian Tidak Dipertanyakan
Para penguji tidak pernah mengajukan pertanyaan: “Apa masalah penelitian?”
Dalam kebiasaan selama ini, latar belakang masalah biasanya diakhiri oleh judul. Latar belakang masalah sudah salah, penulisan judul di akhir latar belakang masalah juga salah, seperti pada contoh berikut ini:
Latar Belakang Masalah
…… Sementara itu penelitian oleh Herindar et al. (2020) bahwa variabel online communities, interaction, sharing of content, accessibility,dan credibility secara simultan berpengaruh signifikan terhadap minat investasi di pasar modal syariah.
Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa sosial media menjadi bagian yang cukup menarik dan kuat dorongannya memberikan edukasi, sosialisasi bahkan ikut mengajak masyarakat mengikuti investasi berupa trading baik trading saham, forex, serta lainnya. Sehingga penelitian ini menarik dan diberi judul “Pengaruh Informasi Sosial Media dan Pengetahuan terhadap Minat Investasi Saham Mahasiswa Pada Bursa Efek Jakarta”.
Yang benar seharusnya seperti ini:
Latar Belakang Masalah
Saat ini Cryptocurrency adalah uang elektronik yang sudah diterima sebagai salah satu alat penyimpan nilai dan alat pertukaran di berbagai negara. Sebagian kalangan sudah menggunakan alat uang ini sebagai tujuan investasi dan alat tukar. Namun, sampai saat ini kalangan yang menggunakan cryptocurrency sebagai nilai tukar dan lahan investasi masih terbatas. Masih banyak mahasiswa yang belum mengetahui, belum menggunakan, dan tidak tertarik pada uang elektronik tersebut. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan masasiswa terhadap tingkat penerimaan (acceptability) cryptocurrency. Oleh karena itu, masalah penelitian adalah bagaimana pengaruh pengaruh tingkat pengetahuan masasiswa terhadap tingkat penerimaan (acceptability) cryptocurrency?
Tertulis pada Pedoman:
“Merupakan uraian dalam bentuk paragraf-paragraf pendek yang diakhiri dengan masalah-masalah yang dipertanyakan (berupa pertanyaan-pertanyaan)” (Program Studi Manajemen, 2023: 11).
3. Identifikasi Masalah
Kesalahan:
- Apa itu identifikasi masalah?
Seharusnya:
- Konsep yang tepat adalah perumusan masalah.
- Ini uraian yang tepat tentang perumusan masalah:
Perumusan masalah adalah penyusunan argumen atau alasan ilmiah untuk menemukan rumusan masalah penelitian. Rumusan masalah adalah pertanyaan-pertanyaan penelitian (research questions) (Farrugia et al, 2010; Mattick et al, 2018) yang diturunkan dari masalah riset. Disebut perumusan karena pertanyaan besar masalah penelitian diuraikan, dijabarkan atau dirumuskan ke dalam pertanyaan-pertanyaan yang lebih spesifik yang disebut rumusan masalah. Melalui jawaban atas pertanyaan-pertanyaan spesifik itulah peneliti menjawab masalah penelitian (research problem) (Booth et al., 1995).
Kenapa tepat? Karena memang seperti itulah menurut para ahli. Pedoman memang harus berdasarkan referensi, bukan hasil pikiran personal.
- Rumusan masalah (pertanyaan penelitian) tidak muncul ujug-ujug, akan tetapi didasarkan pada scientific reasoning. Oleh karena itu, agar dapat merumuskan masalah dengan tepat, peneliti harus memiliki kemampuan teoritis serta pengetahuan tentang pengenalan konteks masalah (Farrugia et al., 2010; Malhotra, 2022). Untuk itu, dalam perumusan masalah, peneliti perlu mempelajari teori, diskusi dengan pihak-pihak yang dianggap menguasai konteks permasalahan, menganalisis data sekunder dan membuat riset pendahuluan atau kombinasinya (Malhotra, 2022).
4. Konsep yang Salah tentang Batasan Masalah
Tertulis pada Pedoman:
“Merupakan kriteria-kriteria dan/atau kebijakan-kebijakan kuantitatif yang dipergunakan untuk merealisasikan penelitian (dalam keterbatasan realistis si peneliti, seperti: aspek waktu, tempat, data obyek) dan pertimbangan karena keterbatasan waktu, tenaga, dan dana” (Program Studi Manajemen, 2023: 11).
Komentar:
- Dibuatnya batasan atau pembatasan masalah hanya didasarkan pada tradisi di kampus IBI KKG sejak 30 tahun yang lalu. Sejak itu, bagian ini sering diperdebatkan dan dijadikan senjata oleh penguji untuk menjatuhkan skripsi yang benar.
- Kalaupun batasan masalah tetap dimuat, silakan gunakan referensi pada Pedoman sebagai dasar pemuatannya, bukan atas pendapat personal.
- Mahasiswa terbiasa memilih beberapa masalah seenak perut tanpa alasan ilmiah, kenapa dibatasi.
- Sebenarnya, secara teoritis, tidak ada pengurangan masalah yang telah dirumuskan, misalnya jadi lima menjadi tiga. Pertanyaan-pertanyaan penelitian atau rumusan masalah diturunkan dari masalah penelitian. Dengan menjawab rumusan masalah (pertanyaan-pertanyaan penelitian), maka peneliti dapat menjelaskan masalah penelitian. Apabila pertanyaan penelitian dikurangi, maka penjelasan atas masalah penelitian menjadi tidak lengkap.
5. Pengertian yang Salah tentang Rumusan Masalah
Tertulis pada Pedoman:
“Merupakan formulasi mengenai inti masalah (ruang lingkup masalah) yang akan diteliti secara lebih lanjut dan konsisten, setelah dipersempit dengan batasan masalah, dan dinyatakan dalam kalimat tanya” (Program Studi Manajemen, 2023: 12).
Komentar:
- Penjelasan ini diambil dari mana? Tidak jelas. Tampaknya uraian ini didasarkan pada pendapat para dosen IBI KKG 30 tahun lalu yang digunakan hingga kini.
- Pengertian yang tepat tentang rumusan masalah adalah: “Rumusan masalah adalah pertanyaan-pertanyaan penelitian (research questions) yang diturunkan dari masalah riset” (Farrugia et al, 2010; Mattick et al, 2018).
- Kalau yang dimaksud adalah masalah penelitian, maka penempatannya sudah salah. Seharusnya masalah penelitian ditempatkan pada bagian akhir latar belakang masalah. Namanya juga latar belakang, berdasarkan latar belakang itu, harus dinyatakan masalah penelitian.
6. Kesalahan Validitas dan Penulisan Referensi
Skripsi dan tesis IBI KKG masih menggunakan pendekatan yang salah dalam analisis validitas dan penulisan referensi. Saya akan tuliskan masalah ini pada kesempatan lain.
7. Himbauan
Mohon jangan ditanyakan bagian-bagian yang salah ini pada sidang skripsi karena dapat merugikan mahasiswa dan menunjukkan ketidakmengertian penguji.
Terima kasih.
Referensi:
- Cooper, D. and Schindler, P. (2014). Business Research Methods. 12th Edition. Boston: McGraw-Hill/Irwin
- Elservier. (n.d.). Author service. Retrieved from https://scientific-publishing.webshop.elsevier.com/manuscript-preparation/what-background-study-and-how-should-it-be-written/publishing.webshop.elsevier.com/manuscript-preparation/what-background-study-and-how-should-it-be-written/, July 18, 2023
- Farrugia, P., Petrisor, B. A., Farrokhyar, F., & Bhandari, M. (2010). Practical tips for surgical research: Research questions, hypotheses and objectives. Canadian journal of surgery. Journal canadien de chirurgie, 53(4), 278–281
- Mattick, K., Johnston, J.; de la Croix, A. (2018). “How to…write a good research question. The Clinical Teacher, 15 (2), 104–108. DOI:10.1111/tct.12776.
- Malhotra, N. K. (2021). Marketing Research: An Applied Orientation. 7th Edition. Upper Saddle River, NJ: Pearson Prentice Hal
- Program Studi Manajemen. (2023). Pedoman Penulisan Karya Akhir. Percetakan Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie.